PELAKSANAAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS) DI SMAN 1 V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN.


PELAKSANAAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS) DI SMAN 1 V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN Imelia Gustina 1, Harisnawati 2, Mira Yanti 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Imeliagustina1@gmail.com ABSTRACT This research is motivated by efforts of the school to increase the interest of students reading because the reading interests of students in SMAN 1 V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman stiil need improvement, as well as the program is in line with the curriculum used in schools today, namely curriculum 213. So the purpose of this study is the implementation of the literacy movement of the school in SMAN 1 V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman. The theory used to analyze this research is the theory of behaviorism proposed by B.F Skiner this research uses qualitative approach with descriptive type. The selection informants in this study using purposive sampling technique. Data collection method in this research is observation, interview, and document study is the group, the group that is a group that there are schools that are associated with literacy movement of the school, the analisys of the data used in this study is the analysis of data according to Miles and Huberman in the form of four stage in stage including: data colletion, data reduction, data presentation, drawing conclusions. Based on the results of the research showed that the literacy movement of the school in SMA Negeri 1 V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman. Implemented in the form of a religious and scientific. Keyword: Literacy Movement of the School (GLS) PENDAHULUAN Di Indonesia ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Apalagi dalam menghadapi era globalisasi, untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang berkualiatas. Salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah dengan jalur pendidikan. Karena Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan. Pendidikan diartikan sebagai proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Saidah, 216:2). Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan disekolah, sebagai lembaga pendidikan formal segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh
terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka dan menjadikan siswa cerdas intelektual, cerdas emosional, aktif, kreatif, serta memiliki ilmu pengetahuan yang berguna untuk meningkatkan kualitas dirinya (Muhyahardjo,214:6). Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya yang dapat dilakukan manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan sehingga menjadi sumber daya manusia yang cerdas jasmani dan rohani tujuan tersebut juga tergambarkan dalam Pendidikan Nasional yang terdapat dalam Undang-undangDasar 194(Muhyahardjo, 214:473). Tujuan Pendidikan Nasional adalah : Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk memperoleh informasi atau ilmu pengetahuan baru yang terjadi didalam kehidupan manusia saat ini salah satu caranya adalah dengan membaca. Membaca adalah kegiatan memahami makna yang terdapat dalam tulisan. Sementara dalam arti luas membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritiskreatif yang dilakukan pembaca untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang bacaan itu (Nurhadi,216:2). Banyak alasan seseorang membaca diantaranya adalah untuk menikmati karya tulis (sastra), mencari lowongan pekerjaan disurat kabar, menilai gagasan yang diungkapkan pengarang, atau membaca untuk menemukan informasi yang faktual yang diperlukan saja (Nurhadi, 216 : 3). Membaca dalam penelitian ini lebih ditujukan pada siswa dengan tujuan agar siswa memperoleh ilmu pengetahuan dan meningkatkan kemampuan bacaannya karena berdasarkan Progress International ReadingLiteracy Study (PIRLS)yang dilakukan setiap lima tahun sejak tahun 21 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-4 dari 48 negara peserta dengan skor 396 (skor ratarata OECD 493). Dalam PIRLS 211 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-64 dengan skor
396 (skor rata-rata OECD 496). Sebanyak 6 negara yang berpartisipasi dalam Programme For InternationalStudent Assessment(PISA) 29 dan 212. Dari data PIRLS dan PISA,menunjukkan bahwa praktik pendidikan yang dilaksanakan di sekolah belum memperlihatkan fungsi sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang berupaya menjadikan semua warganya menjadi terampil membaca untuk mendukung mereka sebagai pembelajar sepanjang hayat (Buku Panduan GLS SMA : 1). Berdasarkan kondisi tentang rendahnya kemampuan siswa Indonesia dalam bidang memahami bacaan yang dipengaruhi oleh minat baca yang kurang sehingga pemerintah membuat program yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca dikalangan masyarakat yang tidak terjangkau atau sulit dijangkau oleh pelayanan perpustakaan umum mengingat keterbatasan dan kelemahan perpustakaan umum. Program tersebut dikenal dengan perpustakaan keliling, dimana landasan hukumnya terdapat dalam UUD 194 bab I pasal 31 ayat 1 yang dinyatakan: setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Dalam ketentuan umum, bab 1 Undang-undang RI Nomor 2 tahun23 tentang sistem pendidikan nasional, pasal satu ayat 13, pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Dan adalagi program lain seperti rumah baca, pengayaan perpustakaan dan persuasi dalam programpun dilakukan dan digalakkan dan pada tahun 216 pemerintah kembali membuat program yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca siswa atau pelajar, program tersebut dikenal dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS), yang sejalan dengan peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Nomor 23 Tahun 21 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Salah satu upaya penumbuhan budi pekerti dapat dilakukan dengan cara membaca berbagai materi baca yang berisikan nilai-nilai moral dalam konteks kebangsaan dan kenegaraan Indonesia. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan kegiatan membaca buku non pelajaran selama 1 menit setiap hari pada saat pelajaran dikelas dimulai, atau disesuaikan dengan kondisi dan kebijakan dari sekolah masing-masing (Panduan GLS SMA : ). Begitupun yang terjadi di SMAN 1 V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman. Bahwa perlunya upaya dari pihak sekolah untuk meningkatkan minat membaca siswanya karena berdasarkan data observasi penulis pada bulan Juli- Agustus 216 dari data DPPS 216 tidak semua siswa terdaftar dalam Daftar Peminjaman Pribadi Siswa (DPPS) 216 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Daftar Peminjaman Pribadi Siswa(DPPS) TA 216/217 No Jurusan Jumlah Siswa yang terdaftar dalam DPPS 1 X IPA (1-4) XI IPA (1-4) IPA (1-4) 2 X IPS (1-4) XI IPS (1-4) IPS (1-4) 3 X BHS (1) XI BHS (1) BHS (1) 128 11 11 13 122 16 34 29 2 6 8 6 47 42 7 1 18 Total 799 362 Sumber : Perpustakaan SMAN 1 V Koto Kampung Dalam tahun 216. Dari tabel di atas didapatkan gambaran bahwa dari jumlah siswa keseluruhan sebanyak 779 orang yang terdiri dari 3 jurusan yaitu, IPA, IPS dan Bahasa hanya 362 siswa dalam Daftar yang terdaftar dalam data Peminjaman Pribadi Siswa (DPPS) 216. Sehingga lahirlah kebijakan dari pihak sekolah untuk menerapkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang juga sejalan dengan kurikulum pendidikan yang digunakan sekolah pada saat ini yaitu K13. Dimana didalam K13 siswa dituntut aktif dan mandiri dalam mencari sumber belajar guru hanya berperan sebagai fasilitator. Berdasarkan wawancara dengan wakil kurikulum SMAN 1 V Koto Pariaman pada tanggal 3 Maret 217. Perancangan untuk menerapkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA N 1 V Koto Pariaman, dimulai pada tahun ajaran baru 216/217 yaitu pada bulan Juli-Agustus 216, perancangan dimulai dengan membuat anggota pokok Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang terdiri dari beberapa orang diantaranya: (1) Kepala sekolah (2) Wakil Kepala Sekolah (3) Guru/Walas (4) Petugas pustaka dan siswa, sebagai orangorang yang menjalankan dan mengarahkan siswa dalam kegiatan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) serta menjadikan kelas dan perpustakaan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Upaya yang dilakukan sekolah untuk menerapkan program ini tentu dengan menyediakan buku-buku non pelajaran untuk menunjang kegiatan membaca atau khususnya untuk Gerakan Literasi Sekolah seperti Al, Quran, kamus, buku fiksi, non fiksi, buku referensi serta buku bacaan umum. Setelah beberapa bulan berjalan sekolah juga menambah kegiatan membaca di kelas yaitu dengan membuat
pustaka mini pada tiap-tiap kelas yang dikelola oleh wali kelas. SMAN 1 V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman membagi kegiatan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) kedalam dua bentuk, religius dan ilmiah. Dari segi religius berlangsung di kelas yaitu dengan membaca Al.Quran menit sebelum jam pelajaran dimulai dilakukan secara bergantian setiap harinya didampingi oleh guru mata pelajaran yang mengajar pada jam pertama. Selanjutnya dari segi ilmiah kegiatan yang berlangsung di perpustakaan berupa kunjungan pustaka wajib bagi setiap kelas selama 4 menit atau satu jam pelajaran setiap minggunya sesuai dengan daftar kunjungan yang telah ditetapkan petugas pustaka. Berikut tabel tentang daftar kunjungan pustaka dapat dilihat pada tabel1.1 Tabel 1.2 Daftar Kunjungan Pustaka NO HA RI 1 Seni n 2 Sela sa JA M 9.3 1.1 1.2 11.1 11.1 11. 7.3 - KELA S X IA3 / IA1 XI IA3/ IA3 XI IA1 XI IS1 XI IS4 WALI KELAS Rina Suarni Zainatul Husnah Mentawat i Livermis Almistati Fitriani Nurul 3 Rab u 4 Ka mis 8.1 8.1 9. 9. 9.4 9.4 1.3 1.4 11.3 7.3 8.1 8.1 9. 9. - 9.4 11.4 12.3 7.3 8.1 8.1-9. 9. 9.4 9.4-1.3 X IS3 X IS1 X IA4 / X IS2 XI IA4 IS1 Bhs IS2 IS 3 IA2 X IS4 X IA2 / XI IA2 X IA1 / IA4 IS4 Hasbi Warnida Nurhasna h Yarmaini Misnar megawati Srianisa Azmi Darmasno Zaimarni Yesi Susana Fauziah Sofian Desvianti Yulisnaw ati Desweli Ramadha ni Irnelis Mardiati
Jum at 6 Sabt u 1.4-11.3 11.3 12.1 1. 11.3 8.1 9. 9. 9.4 9.4 11.3 XI IS3 Ernalisa XI IS2 XI Bhs X Bhs Sirneli Rukmini Andi Febri Sumber: Perpustakaan SMAN 1 V Koto Kampung Dalam tahun 216 Dengan adanya kunjungan pustaka wajib bagi siswa selama 4 menit atau satu jam pelajaran setiap minggunya kepustaka adalah untuk membaca buku-buku yang telah disediakan sekolah. dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.3. Tabel 1.3 Jumlah Buku Bacaan No Nama Buku Jumlah Buku 1. Al- Quran 1 2. Kamus Bahasa 17 Indonesia 3. Kamus English- Indonesia dan Indonesia 114 English 4. Fiksi 82. Non fiksi 34 6. Buku bacaan 3 umum 7. Buku referensi 347 Total 1.14 Sumber: Perpustakaan SMAN 1 V Koto Kampung Dalam TA 216 Ketersediaan buku-buku yang ada diperpustakaan berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa banyaknya jumlah buku melebihi jumlah siswa yang ada di SMAN 1 V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman sehingga diharapkan dapat menumbuhkan minat siswa untuk membaca. Siswa dapat memilih buku bacaan sesuai dengan keinginanannya dikarenakan buku bacaan yang tersedia banyak dan beraneka ragam. Dalam mengarahkan siswa dalam kegiatan Gerakan literasi sekolah (GLS). Perpustakaan SMAN 1 V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariman memiliki 6 orang petugas pustaka untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.4 Tabel 1.4 Daftar Petugas Perpustakaan No Nama Jabatan 1 Agusniar, S.Pd Kep.perpusta kaan 2 Maryuliani s, S.Pd Pelayanan teknis 3 Mila Syarti, S.H Pelayanan pembaca 4 Iis Susanti, S.Pd Pelayanan pembaca M. Auzy, S.Pd Pelayanan Pembaca
Sumber: Perpustakaan SMAN 1 V Koto Kampung Dalam tahun 216. Berikutnya yang menjadi komponen penting sebagai penunjang dalam kegiatan Gerakan Literasi sekolah (GLS) adalah kontribusi dari petugas pustaka. Berdasarkan observasi penulis pada bulan Juli- Agustus 216 kontribusi petugas pustaka dalam kegiatan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) contohnya, seperti yang dilakukan oleh salah seorang petugas pustaka yaitu Maryulianis sebagai pelayan diperpustakaan SMAN 1 V Koto Pariaman memberikan arahan kepada siswa untuk membaca buku-buku baru yang ada diperpustakaan tujuannya adalah untuk menarik minat siswa untuk membaca buku tersebut. Berdasarkan latar belakang masalah diatas dijelaskan bahwa Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah program baru yang diterapkan oleh SMAN 1 V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman yaitu pada tahun ajaran 216/217 dalam rangka menumbuhkan minat baca siswanya, sehingga penulis tertarik melakukan penelitian tentang Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 1 V Koto Pariaman METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun lisan) dan perbuatanperbuatan manusia serta peneliti tidak berusaha menghitung atau mengkuantifikasikan data kualitatif yang telah diperoleh dan dengan demikian tidak menganalisis angka-angka apabila diperlukan (Afrizal,214:13). Begitupun yang dikatakan oleh Bogdan dan Taylor dalam buku Moleong,bahwa kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati(moleong, 213 :4). Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif, yang menggambarkan secara mendalam, faktual dan akurat tentang latar pengamatan, tindakan dan pembicaraan.hal tersebutberorientasi kepada pola komunikasi, sikap, serta aktivitas lainnya, serta usaha menggambarkan serta menjelaskan secara terperinci mengenai masalah yang diteliti.tipe deskriptif dipilih karena peneliti mendeskripsikan Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 1 V Koto Kampung
Dalam Kabupaten Padang Pariaman.Metode penelitian deskriptif yang laporan penelitiannya berisi kutipankutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya sehingga peneliti sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya, hal itu hendakknya dilakukan seperti merajut sehingga setiap bagian bisa ditelaah satu demi satu. Dengan demikian peneliti memandang bahwa sesuatu itu sudah memang demikian keadaannya (Moleong, 213 : 11). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian tentang pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 1 V Koto Pariaman, diketahui bahwa pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dibagi kedalam dua bentuk yaitu: Religius dan Ilmiah. Religius adalah kegiatan keagaaman yang dilakukan didalam kelas dalam bentuk membaca AlQur an sebanyak 1-3 ayat beserta isinya yang dibacakan oleh satu orang siswa secara bergantian setiap paginya sebelum proses belajar mengajar dimulai yaitu pukul 7:2 WIB. Dalam pelaksanaan religius yaitu membaca AlQur an, siswa didampingi oleh guru yang mengajar pada jam pertama, setelah pembacaan AlQur an selesai berdasarkan observasi dan hasil wawancara diketahui bahwa dari 3 orang guru hanya 1 guru saja orang yang mengulas pembacaan AlQur an siswa, selebihnyaguru langsung saja memulai pembelajaran sehingga pelaksaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dalam bentuk religius yaitu membaca AlQur an belum maksimal dikarenakan masih minimnya keaktifan dari guru mata pelajaran untuk mengulas kembali pembacaan AlQur an dari siswa setiap paginya. Selanjutnya pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dalam bentuk ilmiah yaitu pemanfaatan pustaka mini di kelas dan kunjungan wajib di perpustakaan, pemanfaatan pustaka mini dikelas merupakan kegiatan membaca buku-buku bacaan yang tersedia di pustaka kelasnya masing-masing pada saat jam istirahat, jam kosong atau pun dirumah. Pustaka mini dikelola oleh wali kelas dan di bantu oleh sekretaris kelas serta sumber buku bacaan yang ada dipustaka mini berasal dari sumbangan dari wali kelas dan para siswa/idi kelas tersebut. Berkaitan dengan pemanfaatannya pustaka mini digunakan siswa sebagai tempat untuk meminjam buku baik untuk dibaca dikelas maupun untuk dibawa pulang. Membaca dikelas siswa bisa langsung mengambil
buku dan membacanya dan jika untuk dibawa pulang siswa melapor pada sekretaris kelas untuk memberitahukan nama peminjam dan judul buku yang dipinjam dan setiap seminggu sekali wali kelas mengecek keadaan jumlah buku pada sekretaris kelas. Berdasarkan data dari sekretaris beberapa kelas jumlah buku bacaan baru mencukupi satu untuk masing-masing siswa, dalam pemanfaatan pustaka mini tergantung pada keatifan dari wali kelasnya masing-masing. Kemudian pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dalam segi ilmiah adalah kunjungan wajib di perpustakaan bagi setiap kelas selama 4 menit, kegiatan diperpustakaan ini adalah membaca buku non pelajaran yang disediakan di pustaka, pada saat kunjungan, siswa di dampingi oleh petugas pustaka siswa diarahkan mulai dari memasuki ruangan pustaka seperti berbaris dulu sebelum masuk pustaka, mengambil absen kehadiran, mengintruksikan buku-buku bacaan yang akan dibaca, mengkondisikan siswa agar tertib dan tidak meribut pada saat kunjungan, Pada jam terakhir siswa dibagikan kertas atau format yang harus diisi siswa sebagai bukti telah membaca pada saat kunjungan di pustaka, jumlah buku bacaan yang ada diperpustakaan saat ini adalah sebanyak 1.23 judul buku ditambah 3 judul buku yang diperoleh dari peminjaman diperpustakaan keliling. Sumber untuk penyediakan buku diperoleh perpustakaaan dari Dana Anggara khusus (DAK) tahun 213 dan tahun 21, dari alumni dan dari pustaka keliling yang datang satu bulan sekali kesekolah untuk meminjamkan buku bacaan. Sekolah mulai bekerja sama dengan pihak sekolah dalam pengadaan buku bacaan bagi siswa yaitu pada tanggal 17 Juli 217.Pada saat pustaka keliling kesekolah hanya beberapa orang yang mengunjungi dikarenakan masih banyak siswa yang belum tahu sebab masih baru dan itupun hanya satu bulan sekali serta kurangnya ajakan dari guru kepada siswa untuk mengunjungi pustaka keliling. Pada saat pustaka keliling datang kesekolah pada tanggal 14 September 217 hanya 6 orang siswa yang mendatangi pustaka keliling tanpa didampingi oleh guru.berdasarkan hasil penelitian tentang pelaksanaan gerakan literasi sekolah (GLS) di SMA Negeri 1 V Koto Pariaman dikaitkan dengan teori Skiner baru menjalankan 3 proses diantaranya: Unsur dorongan (Drive) dari pihak sekolah kepada siswa untuk melaksanakan kegiatan literasi dikarenakan sudah ada jam atau jadwal yang mengatur sehingga siswa wajib untuk mengikuti kegiatan literasi baik dalam segi religius maupun dalam segi ilmiah. Dan juga tuntutan tugas dari guru mata pelajaran mencari tugas
diperpustakaan sehingga mengharuskan siswa membaca keperpustakaan. Stimulus yang diberikan pihak sekolah kepada siswa dalam menjalankan gerakan literasi sekolah ini adalah dengan menyediakan ALQur an dan buku-buku bacaan non pelajaran dengan berbagai jenis dan judul bacaan yang beragam sehingga menarik minat siswa untuk membaca baik dikelas maupun di perpustakaan. Dalam penyediaan buku bacaan sekolah juga bekerja sama dengan pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman yang dikenal dengan pustaka keliling yang datang kesekolah satu bulan sekali untuk meminjamkan buku bacaan sebanyak 3 judul buku namun telihat masih belum maksimal karena hanya beberapa siswa yang tertarik meminjam buku di pustaka keliling untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran Halaman 71. Respon, dengan pihak sekolah melaksanakan gerakan literasi sekolah dalam bentuk religius maupun dalam bentuk ilmiah telah dapat diamati dengan perubahan tingkah laku siswa yang menunjukkan sikap religius seperti terbiasa membaca ALQur an sebelum belajar, membaca ayat kursi dan membaca surat pendek yang didampingi oleh guru mata pelajaran serta sikap yang ditunjukkan siswa seperti 3S senyum, sapa, salam. Perubahan tingkah laku dari segi ilmiah membaca buku juga sudah mengalami peningkatan dilihat dari Data Peminjaman Pribadi Siswa (DPPS) tahun 217/218. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 1 V Koto Pariaman yaitu dibagi kedalam dua bentuk religius dan ilmiah. Religius membaca AlQur an pada jam pertama kemudian dalam segi ilmiah pemanfaatan pustaka mini pada jam kosong atau jam istirahat serta kunjungan wajib selama 4 menit di perpustakaan yang secara keseluruhan belum maksimal masih perlu peningkatan terutama dalam keaktifan dari guru-guru yang mendampingi siswa serta meningkatkan jumlah buku sebagai penunjang kegiatan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 1 V Koto Pariaman. DAFTAR PUSTAKA Afrizal, 214. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Laksono, Kisyani. Dkk. 216. Panduan Gerakan Literasi di SMA. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendiddikan dan Kebudayaan.
Mudyahardjo, Redja, 214. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Moleong, Lexy J, 213. Metode PenelitianKualitatif EdisiRevisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nurhadi, 216. Teknik Membaca. Jakarta: PT Bumi Aksara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelajar SMAN 1 Kampuang Dalam Juara Desain Robot.

Penilaian SMA N 1 V KOTO KAMPUNG DALAM